Sering Begadang Mempercepat Kematian
Begadang merupakan kegiatan yang pernah
dilakukan oleh semua mahasiswa. Banyak sekali kegiatan yang menjadikan
mahasiswa harus begadang. Contohnya saja dalam membuat tugas yang diberikan
dosen, dan kadang kadang mahasiswa harus belajar sampai larut malam karena akan
ada ujian di keesokkan harinya.
Namun, ada beberapa mahasiswa yang sering begadang melakukan kegiatan
yag tidak bermanfaat seperti online di jejaring social, nonton film, bermain
games online, dan kegiatan yang tidak ada manfaat lainnya. Sehingga mahasiswa
sering menjadikan begadang merupakan suatu kebiasaan. Begadang adalah tidur
larut malam atau melewati jam normal. Faktanya begadang sangat tidak bagus bagi
kesehatan tubuh kita, karena banyak sekali dampak negative dari kegiatan
begadang.
Berikut ini beberapa dampak buruk begadang bagi tubuh dan kesehatan
DAMPAK BEGADANG
BAGI TUBUH
1.
SAKIT KEPALA
Ini adalah salah satu akibat dari kurang tidur akibat banyak begadang.
sedikit demi sedikit bagian sel otak akan mengalami masalah karena kurang
istirahat. Selain itu, sebuah penelitian juga mengungkap bahwa kurang tidur
memiliki efek seperti benturan pada kepala.
Penelitian di Uppsala University, Swedia, menemukan bahwa orang-orang
yang sering terjaga semalam suntuk memiliki kondisi otak seperti orang yang
habis mengalami cedera kepala. Profesor Christian Benedict dari Uppsala
University mengatakan, saat tidur, otak membersihkan diri dari zat
beracun.Namun pada mereka yang begadang, otak susah membersihkan diri. Karena
itu, kandungan zat NSE (neuron-specific enolase) dan S-100B (S100 calcium
binding protein B) dalam darah meningkat.
Pada dasarnya, dua zat ini tak beracun. Keduanya adalah protein yang
ditemukan dalam sel-sel dari sistem saraf pusat. Dua zat ini lazim ditemukan
pada mereka yang saraf otaknya rusak akibat cedera kepala. Akibat peningkatan
kandungan dua zat ini dalam otak, jaringan otak menghilang.”Otak mereka memang
tak persis seperti korban cedera kepala, namun kadar dua zat ini sudah
signifikan,” ujar Profesor Christian, Selasa, 31 Desember 2013. Dua zat ini
biasanya meningkat dalam darah dalam kondisi kerusakan otak. “Kurang tidur
dapat meningkatkan proses neurode generative. Tidur malam mungkin penting untuk
menjaga kesehatan otak,” katanya
2. MUDAH LUPA
Pada tahun 2009, peneliti dari Amerika dan Perancis menemukkan bahwa peristiwa
otak yang disebut sharp wave ripples bertanggung jawab menguatkan memori pada
otak. Peristiwa ini juga mentransfer informasi dari hipokampus ke neokorteks di
otak, dimana kenangan jangka panjang disimpan. Sharp wave ripples kebanyakan
terjadi pada saat tidur.
Orang yang sering begadang atau kurang tidur kinerja otak yanh disebut
sharp wave ripples tidak maksmimal sehingga menyebabkan seseorang memorinya
menurun dan mudah lupa
3. SULIT BEKONSENTRASI
Tidur yang baik memainkan peran penting dalam berpikir dan belajar.
Kurang tidur dapat mempengaruhi banyak hal.Menurut Sean Drummond PhD, peneliti
masalah tidur dari University of California, San Diego, orang yang sedang capek
biasanya lebih mudah mengambil risiko dengan harapan mendapat hasil maksimal. Padahal,
hal itu justru sering membuat rencana berantakan. Dalam kasus yang biasa
terjadi pada mahasiswa. Harus begadang menyiapkan bahan untuk presentasi besok
jam 7 pagi. Setalah bahan presentasi diselesaikan, pada saat presentasi, semua
ide pikiran lupa untuk dituangkan. Itu dikarenakan otak kita udah lelah dan
tidak mampu untuk berpikir lagi. Sehingga menyebabkan konsentrasi menurun.
4. CEROBOH
Para ahli mengungkapkan, kurang tidur
akan membuat kemampuan motorik kita melambat dan kurang gesit. Akibatnya, kita
jadi sering gugup, menabrak atau menumpahkan sesuatu. Hal itu disebabkan
refleks kita berkurang dan otak kita kurang fokus sehingga kita jadi terlihat
seperti orang ceroboh.
DAMPAK BEGADANG BAGI KESEHATAN
1. OBESITAS
Sulit tidur memiliki efek negatif pada berat tubuh . Kurang tidur
berdampak negatif terhadap kadar hormon dalam tubuh. Secara khusus, hormon
leptin dan ghrelin, yang memainkan peran penting dalam kelaparan dan nafsu
makan, dapat menjadi tidak seimbang. Ghrelin merangsang tubuh untuk makan,
sedangkan leptin memainkan peran dalam menceritakan kepada tubuh bahwa tubuh
sudah kenyang. Menurut situs Sleep Deprivation, kurang tidur menyebabkan
tingkat ghrelin meningkat dan tingkat leptin menurun, yang sering mengakibatkan
makan berlebihan dan kenaikan berat badan.
2. DIABETES
Gula adalah bahan bakar setiap sel dalam tubuh . Jika proses
pengolahannya terganggu bisa menyebabkan efek buruk. Dalam penelitian yang
dilakukan Universitas Chicago, AS, yang meneliti sejumlah orang selama 6 hari,
mendapatkan kondisi ini bisa mengembangkan resistansi terhadap insulin, yakni
hormon yang membantu mengangkut glukosa dari aliran darah ke dalam sel. Mereka
yang tidur kurang dari 6 jam per malam dalam penelitian 6 hari ini menemukan,
terjadi proses metabolisme gula yang tidak semestinya. Akibatnya bisa
menyebabkan timbulnya diabetes.
3. GANGGUAN PENCERNAAN
Dosen Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia-Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Dr H. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH,
MMB menyebutkan bahwa kala malam, kadar asam lambung meningkat. Ini diperparah
dengan makanan dan minuman teman begadang. Beliau menyarankan untuk tidak makan
makanan berlemak. Pasalnya, makanan berlemak membuat kerja lambung semakin
berat dan lambat.
4. GANGGUAN SISTEM KEKEBALAN TUBUH
Sistem kekebalan tubuh Anda memerlukan jumlah tidur yang cukup untuk
dapat berfungsi dengan baik. Bahan kimia tertentu dalam tubuh yang
mempromosikan tidur juga berfungsi untuk mengatur sel sistem kekebalan. Sel
pembunuh alami (natural killer cell atau sel NK) mengalami depresi selama
periode kurang tidur, menurut sebuah penelitian ‘FASEB Journal’, yang telah
dipublikasikan resmi oleh Federation of American Societies for Experimental
Biology. Sel NK memainkan peran penting dalam pertahanan awal terhadap infeksi
bakteri dan virus serta penolakan terhadap sel tumor. Sitokin, molekul sel
sinyal yang diproduksi oleh sel-sel saraf dan sistem kekebalan tubuh, juga
terpengaruh oleh kurang tidur, menyebabkan perubahan respon sistem kekebalan
tubuh serta peningkatan molekul pro-inflamasi yang dapat merusak tubuh.
5. MENINGKATKAN RESIKO KEMATIAN
Dalam penelitian Whitehall ke-2, peneliti Inggris menemukkan bagaimana
pola tidur mempengaruhi angka kematian lebih dari 10.000 pegawai sipil Inggris
selama dua dekade. Berdasarkan hasil penelitian yang dipublikasikan pada 2007,
mereka yang telah tidur kurang dari 5-7 jam sehari mengalami kenaikan risiko
kematian akibat berbagai faktor, bahkan kurang tidur meningkatkan dua kali
lipat risiko kematian akibat penyakit kardiovaskuler.
(Sumber : Tania Dian Putri)